Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang termasuk dalam kelompok Muhajirin atau orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah. Dia juga termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi Muhammad.
Abdurrahman bin Auf adalah seorang sahabat yang kaya raya. Sebelum hijrah, dia telah sukses dalam berdagang dan memiliki kekayaan yang besar. Ketika ia hijrah ke Madinah, ia membawa harta kekayaannya yang besar dan segera menghabiskan sebagian besar dari harta itu untuk membantu saudara-saudara seiman yang membutuhkan di Madinah.
Salah satu kisah yang terkenal
tentang Abdurrahman bin Auf adalah ketika ia membantu sahabatnya, Sa'ad bin
Rabi'ah, yang terlilit hutang. Sa'ad telah meminjam uang dari beberapa orang
untuk membiayai pernikahan putrinya, tetapi ia tidak dapat membayarnya kembali.
Abdurrahman bin Auf menemukan solusi untuk membantu sahabatnya itu dengan cara
membeli seluruh hutang tersebut dan membayarnya sendiri, meskipun jumlah
hutangnya sangat besar.
Abdurrahman bin Auf juga dikenal
sebagai salah satu sahabat yang dermawan. Ia sering memberikan bantuan dan
sumbangan kepada kaum Muslimin yang membutuhkan. Bahkan, pada suatu kesempatan,
ia memberikan sebagian besar harta kekayaannya kepada kaum Muslimin yang sedang
membutuhkan bantuan.
Selain itu, Abdurrahman bin Auf
juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Nabi Muhammad. Saat Nabi
Muhammad wafat, Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat yang sangat
merasa kehilangan. Ia menangis dan berkata, "Aku merasa seperti telah
kehilangan bapak dan saudara kandungku."
Kesetiaan dan kedermawanan
Abdurrahman bin Auf membuatnya sangat dihormati dan dihargai oleh para sahabat
dan masyarakat pada masa itu. Ia meninggal pada tahun 652 Masehi dan dimakamkan
di Baqi', sebuah kuburan terkenal di Madinah.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad,
Abdurrahman bin Auf terus berperan dalam mengembangkan Islam dan membantu kaum
Muslimin. Ia menjadi salah satu anggota majelis syura yang dipilih untuk
memilih khalifah setelah wafatnya Khalifah Umar bin Khattab. Majelis syura
tersebut memilih Utsman bin Affan sebagai khalifah, dan Abdurrahman bin Auf
memberikan dukungan dan bantuan yang besar selama masa kekhalifahan Utsman.
Namun, pada masa pemerintahan
Khalifah Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf memilih untuk tidak ikut
terlibat dalam perang saudara yang terjadi antara kelompok yang mendukung Ali
dan kelompok yang mendukung Muawiyah bin Abi Sufyan. Ia menghabiskan sisa
hidupnya dengan beribadah dan beramal sholeh, serta memberikan bantuan dan
nasihat kepada kaum Muslimin.
Kisah Abdurrahman bin Auf menjadi
inspirasi bagi banyak orang dalam hal kesetiaan, kedermawanan, dan kebaikan
hati. Ia adalah contoh yang baik bagi kaum Muslimin dalam menjalankan ajaran
Islam dengan baik dan memperjuangkan kepentingan umat secara keseluruhan.