Kisah Sahabat Rasul Abu Ubaidah bin Jarrah

 

Abu Ubaidah bin Jarrah adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat terkenal dan dihormati dalam sejarah Islam. Dia adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi Muhammad SAW.

Kisah sahabat Abu Ubaidah bin Jarrah sangat menarik dan inspiratif. Dia lahir di Mekah pada sekitar tahun 583 Masehi dan tumbuh dalam keluarga yang saleh. Pada usia 17 tahun, dia memeluk agama Islam dan menjadi sahabat Nabi Muhammad SAW.

Abu Ubaidah sangat terkenal karena keberaniannya dalam medan perang dan kesetiaannya kepada Nabi Muhammad SAW. Dia selalu menjadi salah satu prajurit terdepan dalam pertempuran dan seringkali menjadi penasihat Nabi Muhammad SAW dalam masalah-masalah penting. 

Pada masa hidupnya, Abu Ubaidah juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Dia dipercayakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk memimpin pasukan Muslim dalam beberapa pertempuran penting, termasuk Pertempuran Mu'tah pada tahun 629 Masehi dan Pertempuran Tabuk pada tahun 630 Masehi.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Abu Ubaidah tetap setia dan loyal kepada Khalifah Abu Bakar. Dia memainkan peran penting dalam memimpin pasukan Muslim dalam penaklukan Syam (sekarang wilayah Suriah, Lebanon, dan Yordania) dan Mesir.

Namun, nasib buruk menimpa Abu Ubaidah ketika ia terjangkit wabah pes di masa penaklukan Syam. Meskipun dia sangat sakit, dia menolak untuk meninggalkan pasukannya dan memutuskan untuk tetap bertahan di samping mereka sampai akhir hayatnya. Abu Ubaidah bin Jarrah wafat pada tahun 639 Masehi di usia 56 tahun.



Kisah hidup Abu Ubaidah bin Jarrah menjadi inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia. Dia adalah contoh teladan dari seorang muslim yang berani dan setia kepada Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, dan negaranya. Dia selalu menjadi sosok yang terhormat dan dihormati oleh umat Islam, dan akan selalu dikenang sebagai salah satu sahabat terbaik Nabi Muhammad SAW.

Selain kisah kepahlawanannya di medan perang, Abu Ubaidah bin Jarrah juga dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan. Pada saat perang Fathu Makkah, ketika umat Islam berhasil merebut kembali kota suci Mekah, Abu Ubaidah memberikan makanan kepada seluruh prajurit Quraisy yang ditangkap dan dijadikan tawanan perang, meskipun mereka sebelumnya telah menganiaya umat Islam dan Nabi Muhammad SAW. Hal ini menunjukkan bahwa Abu Ubaidah sangat menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan kasih sayang.

Abu Ubaidah juga dikenal sebagai sosok yang sangat rendah hati. Ketika Khalifah Umar bin Khattab mengirimkan pasukan ke Syam, Abu Ubaidah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai panglima perang dan menolak untuk menjadi komandan atas para pemimpin lainnya, meskipun dia memiliki pengalaman yang lebih luas dan keberanian yang lebih besar. Dia berkata, "Saya tidak mampu memerintah orang yang lebih baik dari saya."

Kisah sahabat Abu Ubaidah bin Jarrah menunjukkan betapa pentingnya memiliki iman yang kuat, keberanian, kesetiaan, serta rendah hati dalam hidup sebagai muslim. Dalam kisah hidupnya, Abu Ubaidah telah menunjukkan teladan yang baik bagi semua muslim di seluruh dunia untuk mengikuti.

Lebih baru Lebih lama